Mengenal Kebutaan Kornea

Kamis, 15 Maret 2018 - 13:18 WIB
Mengenal Kebutaan Kornea
Mengenal Kebutaan Kornea
A A A
JAKARTA - Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2014-2016, mengidentifikasi sedikitnya 3% penduduk Indonesia dengan usia lebih dari 50 tahun yang menyandang kebutaan.

Sebanyak 4,5% dari data tersebut merupakan penyandang kebutaan kornea. Penyebabnya, kebutaan kornea antara lain karena penyakit, cedera atau hal lainnya; yang bila tidak dilakukan tindakan lebih lanjut akan berakhir dengan hilangnya fungsi penglihatan.

“Mata adalah jendela dunia yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Kerusakan penglihatan menyebabkan turunnya produktivitas seseorang, dan bahkan masa depan seseorang,” kata Dr Tjahjono D Gondhowiardjo SpM(K) PhD; Ketua Bank Mata Indonesia. 80% kerusakan penglihatan dan kebutaan dapat dicegah, termasuk kebutaan akibat kerusakan kornea; yaitu dengan melakukan tindakan transplantasi kornea.

Tindakan transplantasi sangat tergantung pada ketersediaan kornea donor yang penyediaannya dikelola oleh bank mata. “Kami sangat berterima kasih kepada JEC dan Lions Eye Indonesia yang mengoperasikan Lions Eye Bank Jakarta (LEBJ) di JEC @ Kedoya. Kami berharap LEBJ dapat mengatasi masalah ketersediaan kornea donor di Indonesia dan dapat mempercepat penanganan pasien yang membutuhkan tindakan transplantasi kornea mata,” imbuh Dr Tjahjono.

Dengan demikian, LEBJ turut serta membantu upaya pemerintah menurunkan angka kebutaan di Indonesia, lanjutnya. Bank Mata Indonesia mencatat baru sekitar 5%- 10% pasien kebutaan yang dapat menjalani transplantasi kornea karena keterbatasan kornea donor dari dalam negeri.

Sebagai solusinya, Indonesia menerima kornea donor dari beberapa negara, sepeti Sri Lanka, Filipina, Nepal, Belanda, dan Amerika Serikat. Pengelolaan LEBJ dengan standar internasional memastikan tindakan bedah pengambilan kornea dan evaluasi jaringan kornea berjalan sesuai dengan prosedur, sebelum kornea donor ditransplantasikan kepada pasien sesegera mungkin.

Proses ini umumnya berlangsung 2-5 hari setelah donor. Selain menjadi jembatan bagi penyediaan kornea donor dan pendonor mata, LEBJ juga menyediakan kornea donor untuk kepentingan pendidikan, khususnya bagi para ahli bedah transplantasi kornea.

“Sehingga pada masa depan Indonesia semakin banyak memiliki tenaga medis yang ahli dalam transplantasi kornea yang tak kalah dengan tenaga ahli dari luar negeri,” kata Dr Sharita R Siregar SpM; Ketua Lions Eye Bank Jakarta. Sejak awal berdirinya, JEC telah melakukan tindakan transplantasi kornea pada sekitar 150 pasien.

Sejalan dengan upaya JEC untuk menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan mata, pemotongan kornea donor dan kornea penerima telah menggunakan Femtosecond Laser-JEC merupakan satu-satunya RS Mata yang telah mengimplementasikan teknik ini.

Untuk tindakan transplantasi kornea, JEC telah menerapkan teknologi Lamelar Keratoplasty sejak 2008. Dengan teknologi ini, dokter hanya melakukan penggantian kornea di bagian yang rusak dan tetap mempertahankan jaringan kornea yang masih sehat.

Teknik Lamellar Keratoplasty terdiri dari dua jenis, yaitu Deep Anterior Lamellar Keratoplasty (DALK) yang ditujukan untuk mengganti sebagian besar lapisan depan kornea, termasuk bagian kornea yang lebih dalam, dan Descemets Stripping Automated Endothelial Keratoplasty (DSEK) untuk mengganti lapisan tipis kornea terdalam melalui lubang atau sayatan kecil tanpa jahitan. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4430 seconds (0.1#10.140)